Pada satu tahun lalu, burung-burung peliharaanku hilang
Hilang entah dimana
Aku mulai cari
Namun aku tak menemukan keberadaan burung-burung peliharaanku itu
Oh sayang, di gunung-gunung, di lembah-lembah Sugapa
aku mencari burung-burungku
Ku pelihara burung-burungku di Zanamba, Hitadipa
Zanamba, Hitadipa, itulah rumah mereka
Sekelompok anjing-anjing berburu Corona
Burung-burungku ditangkap dari sarang
Aku bertanya pada rumput, daun, yang menatap padanya.
Jawabnya, “Iya”.
Dari dan dijerat hilangnya burung-burungku sampai tak jua jejak yang aku lihat
Pada hari ke dua puluh tiga, burung-burung peliharaanku di karantina
Tak jua mereka titip sajak untukku di rumah yang sedang ku gelisah
Ku terus bertanya-tanya pada angin singgah
Katanya, “burung-burungku sudah hilang satu bulan lamanya”.
Lalu, Zanamba-Zanamba bertaya,
“Apakah burung-burung itu sudah mati tak bernyawa atau masih bernafas”?
Dan dua tiga, dua belas, dua kosong, dua kosong, kehilangan burung-burungku;
Mereka ditangkap, dibunuh dan dibakar burung-burung gagak berbulu hijau, cokelat, hitam
Burung-burungku yang ku cinta, dibakar
Abu dibuang ke sungai Jalai
Mereka hilang, karena dikira burung-burung nakal
Burung-burungku, mereka punya nama ;
Apinus Zanambani
Luther Zanambani
Ya Abba, Ya Bapa, angkatlah kami ke dalam rumahmu
Amin…[*]
Oksibil, 27 April 2021
Karya: Opki Yuventus